Furnitur Kantor: Definisi, Jenis, dan Kriteria Pemilihan
Pernah bingung harus menghubungi arsitek atau desainer interior saat ingin merenovasi rumah? Tenang, kamu tidak sendiri. Banyak orang masih salah paham tentang peran dua profesi ini. Padahal, keduanya punya tanggung jawab dan keahlian yang berbeda, tapi sama-sama penting dalam menciptakan hunian yang nyaman, estetis, dan fungsional.
Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan mendasar antara desain interior vs arsitek, mulai dari pengertian, tugas, hingga kapan kamu sebaiknya menggunakan jasa mereka. Yuk, kita bahas satu per satu secara santai tapi informatif!
Sederhananya, arsitek adalah orang yang merancang dan mengatur struktur bangunan dari luar hingga dalam. Mereka fokus pada aspek teknis, keamanan, dan fungsi ruang secara keseluruhan.
Arsitek biasanya terlibat sejak tahap awal pembangunan, mulai dari menggambar denah, menghitung struktur, hingga memastikan bangunan sesuai peraturan.
Menurut IAI (Ikatan Arsitek Indonesia), seorang arsitek tidak hanya membuat desain visual, tapi juga memastikan setiap elemen bangunan berdiri kokoh dan aman. Mereka memahami hal-hal teknis seperti struktur beton, sistem ventilasi, pencahayaan alami, hingga tata letak ruangan agar sesuai dengan standar kenyamanan dan efisiensi.
Jadi, ketika kamu ingin membangun rumah dari nol atau merenovasi besar-besaran, arsitek adalah sosok utama yang perlu kamu libatkan.
Kalau arsitek fokus pada struktur dan tata ruang besar, desainer interior lebih menekankan pada kenyamanan, estetika, dan pengalaman di dalam ruangan.
Mereka bertugas menata ruang agar tampil menarik dan efisien digunakan.
Desainer interior memahami bagaimana warna, pencahayaan, material, dan furnitur bisa memengaruhi suasana sebuah ruangan. Misalnya, pemilihan warna dinding yang tepat dapat membuat ruang terasa lebih luas, atau pemakaian material seperti HPL dan plywood bisa menghadirkan kesan elegan sekaligus tahan lama.
Desainer interior biasanya terlibat di tahap akhir proyek, ketika struktur bangunan sudah jadi, dan ruangan siap diberi sentuhan personal sesuai karakter pemilik rumah.
Meski sering berkolaborasi dalam satu proyek, perbedaan antara arsitek dan desainer interior cukup jelas.
Keduanya memiliki fokus, tanggung jawab, dan keahlian yang berbeda, namun saling melengkapi untuk mewujudkan bangunan yang sempurna dari luar hingga dalam.
Arsitek berfokus pada struktur dan fungsi bangunan secara keseluruhan. Mereka memastikan setiap bagian bangunan saling terhubung dengan baik, memiliki pencahayaan alami yang optimal, ventilasi memadai, serta efisien dalam tata ruang.
Sedangkan desainer interior berfokus pada pengalaman penghuni di dalam ruang. Mereka menciptakan suasana yang nyaman, estetis, dan sesuai gaya hidup penghuninya.
Contohnya, arsitek akan merancang ukuran dan posisi jendela agar pencahayaan alami maksimal, sementara desainer interior akan menentukan tirai, warna cat, dan furnitur agar ruang terasa harmonis.
Arsitek umumnya terlibat sejak tahap awal pembangunan. Mereka mendesain dari konsep dasar, membuat denah, gambar teknis, hingga menyiapkan dokumen perizinan.
Sementara desainer interior baru mulai bekerja setelah struktur bangunan selesai, ketika ruangan sudah terbentuk dan siap diberi sentuhan visual maupun fungsional.
Keduanya bisa saja bekerja bersamaan pada proyek besar, namun fokus dan waktu keterlibatan mereka berbeda. Arsitek memulai proyek, desainer interior menyempurnakannya.
Arsitek memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknik arsitektur. Mereka paham struktur bangunan, beban, pondasi, serta aspek teknis seperti sistem air, listrik, dan sirkulasi udara.
Desainer interior lebih mendalami psikologi ruang, estetika, dan ergonomi. Mereka tahu bagaimana tata letak furnitur, kombinasi warna, serta jenis material bisa menciptakan suasana tertentu di dalam rumah.
Sebagai contoh, arsitek akan menentukan di mana posisi dinding dan pilar berada, sedangkan desainer interior akan memastikan furnitur yang digunakan tidak menghalangi sirkulasi dan tetap nyaman digunakan.
Tujuan arsitek adalah mewujudkan bangunan yang kuat, aman, dan efisien, baik dari sisi struktur maupun fungsi ruang.
Sedangkan tujuan desainer interior adalah menciptakan ruang yang nyaman, fungsional, dan estetis, sehingga penghuni merasa betah dan bangga berada di dalamnya.
Arsitek memastikan rumah bisa berdiri dengan baik, sementara desainer interior memastikan rumah terasa “hidup”.
Dalam proyek besar seperti rumah dua lantai atau kantor, arsitek biasanya menjadi pihak yang memimpin tahap awal desain dan konstruksi. Setelah itu, desainer interior akan melanjutkan dengan menyesuaikan layout, warna, dan pemilihan furnitur.
Mereka sering bekerja sama untuk memastikan hasil akhir konsisten, baik dari segi tampilan maupun fungsi.
Misalnya, arsitek merancang dapur dengan pencahayaan alami yang cukup, sedangkan desainer interior membantu menentukan material kitchen set yang sesuai dengan gaya rumah, seperti menggunakan HPL matte untuk tampilan elegan.
Kolaborasi keduanya membuat hasil akhir tidak hanya kokoh, tetapi juga menarik dan nyaman dilihat.
Kamu bisa membayangkannya seperti ini:
Ketika kamu ingin membangun rumah dari tanah kosong, yang kamu butuhkan pertama kali adalah arsitek.
Namun jika kamu sudah punya bangunan dan ingin menata ulang tampilannya agar lebih nyaman dan estetik, kamu bisa mengandalkan desainer interior.
Dalam banyak proyek, arsitek dan desainer interior sering bekerja berdampingan. Arsitek memastikan struktur bangunan kuat, sementara desainer interior memastikan ruangan terasa nyaman dan sesuai gaya hidup penghuninya.
Baik arsitek maupun desainer interior memiliki peran penting dalam menciptakan rumah impian.
Arsitek fokus pada bagaimana rumah berdiri dengan kokoh, sedangkan desainer interior fokus pada bagaimana rumah terasa nyaman dan selaras dengan penghuninya.
Keduanya saling melengkapi untuk menghadirkan hasil terbaik.
Jika kamu sedang berencana merenovasi rumah, kantor, atau kafe, pastikan kamu tahu siapa yang tepat untuk membantumu.
Dan jika kamu ingin mendapatkan hasil akhir yang indah, fungsional, serta mencerminkan kepribadianmu, kamu bisa berkonsultasi dengan jasa desain interior POJAHOME untuk mewujudkannya.
Arsitektur berfokus pada perancangan struktur bangunan secara keseluruhan, mulai dari pondasi, tata letak, hingga sistem utilitas. Sementara desain interior menitikberatkan pada tata ruang dalam, estetika, dan kenyamanan penghuni setelah bangunan berdiri.
Aturan 70/30 adalah prinsip keseimbangan visual dalam desain. Umumnya, 70 persen ruang digunakan untuk elemen utama seperti warna dinding dan furnitur besar, sedangkan 30 persen sisanya untuk aksen dekoratif agar ruangan terasa harmonis dan tidak monoton.
Desain interior bisa dianggap sebagai cabang dari arsitektur, tetapi fokusnya berbeda. Arsitektur menyoroti struktur bangunan, sementara desain interior lebih pada pengalaman dan fungsi ruang di dalamnya.
Desainer interior tidak otomatis bisa menjadi arsitek karena keduanya memerlukan latar pendidikan dan izin profesi yang berbeda. Namun, banyak desainer yang bekerja sama dengan arsitek untuk menciptakan hasil desain yang menyeluruh.
Gunakan jasa desainer interior saat kamu ingin menata ulang ruangan agar lebih fungsional, nyaman, dan estetik. Mereka membantu menentukan tata letak, pemilihan warna, hingga pemakaian material yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidupmu.
POJAHOME Editorial Team
Tim Editorial POJAHOME berisi penulis dan desainer interior berpengalaman yang menghadirkan konten inspiratif dan tepercaya seputar desain rumah serta furnitur kayu solid berkualitas.
Related Articles
Furnitur Kantor: Definisi, Jenis, dan Kriteria Pemilihan
14 Ide Desain Rumah Minimalis Cocok untuk Perkotaan
Daftar Harga Kitchen Set per Meter 2025 Terbaru
10 Ide Desain Kitchen Set Minimalis untuk Rumah Jabodetabek
Apa itu Desain Interior? Tugas dan Tanggung Jawab
Apa itu HPL? Definisi, Harga dan Aplikasi
